Oleh Agni Rahadyanti
Di Harian Kompas
Jangan remehkan kegemaran mencoret-coret. Dengan ketekunan, ketelatenan, dan pengasahan cita rasa, kegemaran ini bisa menghasilkan karya seni yang indah. Berbagai jenis kerajinan kayu lukis yang bernilai ekonomis cukup tinggi, misalnya, lahir dari kegiatan melukis yang pada dasarnya bisa dilakukan semua orang. Di Barokah's Art & Craft, aneka bentuk kerajinan kayu lukis seperti boneka, kotak perhiasan, asbak, tempat tusuk gigi, mangkuk, topeng, sampai patung diproduksi setiap hari. Perintis Barokah's Art & Craft yang ada di Dusun Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Ahmad Barokah (35) mengungkapkan, bermacam kerajinan tersebut menggunakan kayu mahoni dan kayu jati sebagai bahan baku.
Proses pembuatan sendiri relatif panjang. "Limbah kayu berdiameter delapan sampai 15 sentimeter dipotong terlebih dahulu, lalu dikupas kulitnya. Setelah potongan kayu dibentuk memakai mesin bubut, dilakukan proses pendempulan untuk menutup pori-pori kayu," kata Ahmad menjelaskan tahap awal pembuatan kerajinan kayu lukis.
Setelah melalui proses pendempulan, dengan kuas-kuas, para perajin mulai melukis di kayu-kayu tersebut. Cat yang digunakan umumnya cat tembok dan arkelik. "Untuk menghasilkan lukisan yang sempurna memang dibutuhkan ketelatenan dan keterampilan khusus," ungkap Ahmad. Kerajinan kayu yang sudah dilukis itu kemudian memasuki tahap finishing sebelum siap dipasarkan. Harga jual produk pun beragam, mulai dari Rp 5.000 sampai jutaan rupiah.
Untuk motif, Ahmad banyak menggunakan motif tradisional dan alam pada produk-produknya. "Untuk motif tradisional, kami banyak melukis wayang. Sedangkan untuk motif bernuansa alam, kami lukis bunga dan dedaunan dengan warna-warna cerah. Di luar kedua jenis motif tersebut kami juga melayani motif sesuai permintaan konsumen," tutur Ahmad sambil menunjukkan sebuah kerajinan berbentuk sepatu dengan motif kincir angin pesanan dari Belanda.
Produk-produk Barokah's Art & Craft sendiri sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Batam, dan Bandung. Untuk pasar luar negeri, produk mereka banyak dipesan Korea, Jepang, dan Singapura.
Saat ini setiap minggu Ahmad dan 17 tenaga kerjanya memproduksi sedikitnya 200 buah kerajinan dalam berbagai bentuk. Ahmad menambahkan, secara kuantitas, produksi memang menurun dibandingkan dengan beberapa tahun lalu sebelum terjadinya bom Bali serta kenaikan harga bahan bakar minyak. Omzet juga menurun, dari sekitar Rp 40 juta per bulan menjadi sekitar Rp 15 juta per bulan.
Meskipun demikian, berbagai kerajinan kayu lukis tersebut tetap banyak diminati dan masih mampu bertahan di pasar kerajinan. Motif yang unik dan tampak hidup serta tersedianya banyak pilihan membuat kayu lukis mempunyai keistimewaan tersendiri.
Apresiasi terhadap proses pengerjaan manual yang tidak mudah juga semakin menambah nilai kayu lukis. Tantangannya, kerajinan ini harus bisa tetap eksis di tengah membanjirnya produk China sejenis yang dijual dengan harga jauh lebih murah. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar